PKH KABUPATEN SIDOARJO-H.UDIK ARIF MUZAIYYIN,ST - GO A HEAD-

Sabtu, 22 Mei 2010

PKH menjadi LEBIH HIDUP

Adalah sesuatu yang wajar bahkan menjadi wajib hukumnya bagi sebuah komunitas/lembaga yang pada titik perkisaran sejarahnya mencoba menanyakan kembali tentang eksistensinya sebagai sebuah komunitas/lembaga. mudah-mudahan pada titik perkisaran sejarah kali ini PKH menjadi LEBIH HIDUP dan bisa menghidupi
Mari bersama-sama kita protrek PKH dari berbagai sudut pandang.
sudut pandang sebagai lembaga pengentas kemiskinan.
sudut pandang sebagai komunitas lintas sektoral
sudut pandang sebagai komunitas yang netral kepentingan politik
sudut pandang sebagai lapangan pekerjaan "sesaat" bagi para pendamping dan operator pkh
sudut pandang sebagai wilayah profesional untuk mengembangkan karir
sudut pandang sebagai wilayah Tuhan untuk mengabdikan diri sebagai Rahmatallilalamin...

Rabu, 23 Desember 2009

MENANTI AKSI PKH DI 2010

Statemen menarik dari Menko Kesra Agung Laksono (Jawa Pos edisi 22 Desember 2009) tentang program keluarga harapan sebagai program yang akan mendorong pemerintah untuk menekan kemiskinan layak untuk ditunggu kiprahnya di tahun 2010.
Keterkaitan antar instansi dalam perjalanan program keluarga harapan merupakan ruh dari program keluarga harapan itu sendiri, dimana peran dari masing-masing instansi merupakan serangkaian syarat kehidupan dari subtansi programPKH (program keluarga harapan) diproyeksikan untuk meningkatkan kondisi social ekonomi warga melalui peningkatan angkan partisipasi pendidikan anak-anak (usia wajib belajar SD/SMP) dan menaikkan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan bagi RTSM (rumah tangga sangat miskin). PKH mensyaratkan penerima bantuan untuk memeriksakan perkembangan kondisi kehamilan dan sesudah melahirkan serta melakukan pengawasan tumbuh kembang balitanya, pada pelayanan-pelayanan kesehatan. PKH juga mensyaratkan kepada penerimanya untuk memotifasi dan memantau kehadiran anak-anaknya pada fasilitas-fasilitas pendidikan dengan batas minimal kehadiran 85%. PKH sejatinya membangun kesadaran kepada masyarakat untuk melakukan pola hidup sehat dan memprioritaskan pendidikan dasar pada anak-anaknya.
PKH adalah sebuah system koordinasi lintas sektoral yang didalamnnya melibatkan banyak instansi dan masyarakat. Keterkaitan antar instansi dalam perjalanan program keluarga harapan merupakan ruh dari program keluarga harapan itu sendiri, dimana peran dari masing-masing instansi merupakan serangkaian syarat kehidupan dari subtansi program, maka jika ada tidak berfungsinya salah satu organ lintas sektoral maka perjalanan program keluarga harapan akan mendapat kendala.
Sebagai seorang pendamping yang telah 3 tahun (2007- sekarang) melakukan proses pendampingan (membangun karakter dan pola berfikir rumah tangga sangat miskin) untuk keluar dari lingkaran kemiskinan melalui program keluarga harapan memberikan catatan syarat agar berjalan maksimalnya program keluarga harapan
Departemen Kesehatan sebagai penyedia layanan kesehaatan harus mengkondisikan jajarannya untuk siap “melayani” anggota pkh yang akan merealisasikan syarat program berupa memantaukan kondisi hamil/nifas serta konsisi tumbuh kembang balitanya. Kesiapan jajaran didaerah merupakan umpan balik yang diharapkan dari karakter building yang dibangun oleh para pendamping kepada anggota pkh tentang bagaimana hidup sehat dan berprilaku yang benar bagi terciptanya generasi penerus bangsa yang sehat. Departemen Pendidikan yang dalam program keluarga harapan diposisikan sebagai penyedia layanan dibidang pendidikan harus mampu mengkomunikasikan kepada jajaran didaerah tentang tupoksinya, maka teman-teman pendamping akan mendapatkan patner kerja yang baik bukan sekedar menerima keluhan tentang iuran seragam dan buku kerja siswa dari anak rtsm yang belum dibayar. Pemerintah Daerah ketika sudah membuka diri menjadi bapak dari para pendamping didaerah yang siap memberika solusi-solusi baik secara strategi maupun teknis terhadap kendala-kendala dilapangan. Begitu juga dengan masyarakat ketika sudah membuka mata, telinga dan hatinya untuk sama-sama mengontrol dan sebagai penyeimbang aktifitas para pendamping program keluarga harapan dilapangan.
Pendamping PKH merupakan sosok agen of change bagi perubahan karakter dan pola berfikir masyarakat miskin melalui kreatifitas pemberdayaan akan maksimal terwujud ketika masyarakat berdaya dan pemerintah berupaya, tapi sayang kekuatan pendamping hanya berada pada SK tahunan yang terjepit oleh arogansi lintas sektoral.

Udik Arif Muzaiyyin, ST
Pendamping PKH Kab. Sidoarjo

Senin, 12 Oktober 2009

Mengais Manfaat dari Pelaksanaan Program Keluarga Harapan

Sudah menjadi hal yang wajar ketika sebuah organisasi yang dalam perjalanan sejarahnya mencoba untuk menanyakan kembali eksistensinya, begitu juga dengan Program Keluarga Harapan yang sudah berjalan kurang lebih tiga tahun, dalam tiga tahun tentunya menyimpan berjuta persoalan baik yang berupa solusi atas berbagai persoalan maupun kendala yang menghadang.
Sebagai seorang pendamping Program Keluarga Harapan, saya mencatat sesuatu yang maha dasyat untuk untuk segera di optimalkan tentang Stategi hubungan dari Trisula PKH dilapangan (Pendamping PKH sebagai Operator Lapangan dan Dua Service Provider sebagai Penyedia Layanan dibidang Pendidikan dan Kesehatan) dan didukung oleh Pemerintah daerah sebagai tongkatnya serta PT Pos sebagai batu pengashnya.

Jumat, 05 Juni 2009

ORANG KECIL, KETERBATASAN DAN KESEMPATAN UNTUK BERKEMBANG

ORANG KECIL,
KETERBATASAN DAN
PELUANG UNTUK BERKEMBANG
Udik Arif Muzaiyyin, ST *)

Ada sebuah komunitas yang dalam setiap perubahan kebijakan (ekonomi, politik, dll) Negara seringkali mendapatkan dampak yang paling serius, ketika laju inflasi naik, maka harga bbm ikut naik pula, begitu juga dengan harga-harga kebutuhan pokok yang ikut melambung tinggi. Dan ketika harga-harga kebutuhan pokok melambung tinggi, maka sebuah komunitas yang paling serius mendapatkan dampaknya adalah mereka yang dikategorikan sebagai orang kecil (RTM/RTSM atau Rumah Tangga Miskin/ Rumah Tangga Sangat Miskin).
Menjadi orang kecil (miskin) bukanlah sebuah sebuah pilihan, karena pasti tidak ada yang mau menjadikan dirinya sebagai orang miskin, tetapi pada kenyataannya hampir ±30.000.000 WNI tergolong sebagai penduduk miskin. Orang kecil (miskin) identik dengan orang yang hidup dalam keterbatasan, baik keterbatasan kemampuan (pikir), ekonomi ( produksi), maupun kesempatan (karir). Keterbatasan-keterbatasan inilah yang memungkinkan seseorang tidak mampu untuk berkembang dan menjadikannya tersisih bahkan tenggelam dalam kehidupan yang sejatinya terus berkembang.
Kenapa mereka harus hidup dalam keterbatasan sementara orang lain bisa hidup dengan modal, kemampuan serta kesempatan berlebih ? Apakah keterbatasan ini merupakan kodrat Tuhan yang menjadikan sesorang tersisih bahkan tenggelam dalam kehidupannya ? Lalu dengan begitu saja kita menerimanya sebagai kodrat Tuhan !. Pastilah Tuhan menciptakan manusia dengan kondisi yang berimbang, selain ada keterbatasan pasti Tuhan membekali kehidupan manusia dengan kelebihan yang lainnya, sebagai contoh kebanyakan dari saudara-saudara kita yang mengalami tunawisma (tidak mempunyai pengllihatan) memiliki daya dengar ataupun daya penciuman yang sangat hebat.
Sebetulnya persoalan yang ada adalah ketidakmampuan mengidentifikasi potensi diri, kesempatan serta modal kerja untuk mengembangkannya., persoalan ini menjadi sesuatu yang langka bagi kehidupan mereka sehingga memaksanya hanya prustasi terhadap cita-cita kehidupannya. Berawal dari keterbatasan inilah memaksa seseorang dari hari kehari melaksanakan sesuatu yang hampir dipastikan bersifat statis dan dapat dipastikan pula tanpa danya kreatifitas dan modifikasi dalam kesehariannya, mereka akan terus tergerus dan tertindih oleh persaingan kehidupan dunia.
Keinginan untuk berubah dan berkembang pasti menjadi cita-cita dan harapan mereka (orang kecil/miskin). Dan yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah Bagaimana/ dengan cara apa mereka bisa berubah (berkembang) ? Selain dari modal keinginan (niat) dan tekat untuk berubah, bantuan dari pihak lain yang dapat menjadikan impian mereka mudah terealisasi. Kehadiran lembaga “pihak lain” yang bersedia mentrasfer ilmu (keterampilan), kesempatan dan modal kerja diharapkan mampu membantu mereka (orang kecil) untuk mengidentifikasi, mengatur serta menumbuh-kembangkan potensi yang ada dalam dirinya.
Dalam jangka pendek, solusi tentang kehadiran lembaga “pihak lain” yang bersedia mentransfer ilmu (keterampilan), kesempatan dan modal kerja diharapkan mampu membantu mereka (orang kecil) untuk mengidentifikasi, mengatur serta menumbuh-kembangkan potensi yang ada dalam pribadi orang-orang miskin menjadi solusi terbaik. Kehadiran PMPN mandiri, sesaat bisa diposisikan untuk menjawab persoalan ini, sedangkan untuk jangka panjang solusi tentang peningkatan sumber daya manusia adalah sesuatu yang wajib segera dilestarikan, dalam hal ini kehadiran PKH (Program Keluarga Harapan) mejadi sebuah alternatif solusi yang harus dilestarikan.
Program Keluarga Harapan adalah sebuah program pemerintah yang tidak sekedar memberikan bantuan dana tunai kepada masyarakat sangat miskin saja, melainkan pemberian dana bantuan itu harus disertai dengan menjalankan dua syarat program, antara lain : 1) berkenaan dengan usaha peningkatan kualitas kesehatan bagi generasi penerus bangsa berupa kewajiban bagi ibu rumah tangga penerima bantuan untuk senantiasa menjaga dan mengontrol tumbuh kembang (kesehatan) anak /balita dengan mewajibkan pemeriksaan rutin di posyandu dan kepastian pemberian imunisasi lengkap, harapan dari aktifnya pemeriksaan anak di posyantu adalah kepastian kesehatan anak, dengan kesehatan fisik anak diharapkan kesehatan perkembangan periode emas otak balita akan sempurna, dengan kesempurnaan perkembangan periode emas otak balita diharapkan prestasi belajar si anak nantinya akan sempurna. Syarat ke-2 berupa kewajiban bagi ibu rumah tangga untuk memotifasi dan mengawasi keaktifan sekolah si anak dengan batasan minimal 85 % kehadiran peserta didik harus terpenuhi, harapan dari maksimalisasi kesempatan belajar bagi anak memungkinkan anak mendapatkan materi ajar yang lengkap dan diharapkan pula dengan meningkatnnya kemampuan akademik anak dari keluarga kecil (miskin) kesempatan untuk berkarya dan diberi amanat akan semakin besar….dan dikemudian hari rantai kemiskinan akan segera terurai…





* Koord Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) Kab. Sidoarjo

Sabtu, 14 Maret 2009

memaknai program keluarga harapan

Ada apa dengan program keluarga harapan ?disaat banyak orang mempertanyakan untuk apa program keluarga harapan di luncurkan? apakah program yang semacam itu hanya akan menambah manja orang-orang yang tergolang miskin, karena mereka asik diberi ikan tanpa harus mengail terlebih dahulu !Perlu teman pahami terlebih dahulu perilaku dan sikologis orang yang kategori miskin. mereka tidak seperti kita "yang lebih beruntung", mereka mudah prustasi, mereka gampang minder, mereka lebih senang memikirkan nanti akan makan apa dari pada bagaimana besok pendidikan anak-anak saya.PKH dengan dua komponen persyaaratan, kesehatan dan pendidikan adalah sebuah ide cerdas untuk mengiring mereka "Rumah Tangga Sangat Miskin" untuk berprilaku normal.Ada 4 unsur yang menjadikan seseorang bisa hidup sehat, keempat unsur tersebut adalah1. Promotive : sebuah usaha untuk mempromosikan kesehatan2. Preventive : Sebuah usaha untuk mencegah peyakit3. Curative : Sebuah usaha untuk menyembuhkan penyakit4. Rehabilitasi : Sebuah usaha untuk merehabilitasi orang pasca sakit .Dari ke-4 unsur tersebut 2 unsur pertama bukan semata-mata tugas dokter, perawat, mantri dll, tapi 2 unsur pertama tersebut bisa dijalankan oleh semua orang termasuk kita "orang-orang yang peduli" dan fungsi pendamping PKH kalau menurut saya ada pada 2 unsur kesehatan yang pertama .Pada bidang pendidikan, PKH mensyaratkan untuk semua anggota PKH yang aktif dalam WAJAR DIKDAS 9 tahun mencapai tingkat kehadiran minimal 85 %. hal ini bisa terpantau dengan bantuan motivasi dan pendampingan teman-teman PKH. Apakah anda mau memperhatikan hal ini. apakah PKH tidak ada gunanya.......Tolong berfikir yang obyektif "Subtansi Program" jangan dulu digeneralkan pada masalah pengentasai kemiskinan secara global, PKH masih uji coba dengan sasaran tertentu, dan waktu tertentu pula...Udik Arif Muzaiyyin, STKoord Pendamping PKH Kab. Sidoarjo
PKH KABUPATEN SIDOARJO - H.UDIK ARIF MUZAIYYIN,ST

PELATIHAN TENAGA PENDAMPING PKH TAHUN 2009

PELATIHAN TENAGA PENDAMPING PKH TAHUN 2009
Bersama Peserta Pelatihan